DPP BKPRMI (Dewan Pengurus Pusat Badan Komunikasi Pemuda Remaja Masjid Indonesia) menyelenggarakan acara puncak T.O.T (Training Of Trainer) sosialisasi empat pilar di Gedung Aula Sakinah Masjid Agung Sunda Kelapa (MASK), Jumat 18 Desember 2020.

Komjen Pol (Purn) H. DR. (H.C.) Drs. Syafruddin M.Si selaku Dewan Pembina BKPRMI dalam sambutannya mengajak kepada seluruh pemuda islam di seluruh Indonesia dan khususnya yang tergabung dalam BKPRMI untuk menjadi perekat umat, perekat seluruh anak bangsa dan menjadi perekat bagi umat yang bukan beragama islam. Program acara ini (soaialisasi empat pilar) sudah diadakan di seluruh Indonesia dengan zona-zona, diantaranya zona Sumarta, Jawa, Kalimantan, Sulawesi dan zona Indonesia Timur.

BKPRMI merupakan salah satu organisasi pemuda islam yang terbesar di Indonesia, bahkan salah satu ketuanya pada bulan lalu terpilih menjadi Ketua Pemuda Islam Asean yang di dalamnya terdapat Sekretaeis Jenderal Dunia Melayu Pemuda Islam, dengan Presidennya adalah Sultan Melaka dari Malaysia.
Ia juga berharap kepada seluruh jajaran pengurus dan anggota BKPRMI agar menjadi agen social worker yaitu pekerja sosial yang memperhatikan orang-orang yang tidak mampu, kaum dhuafa dan rakyat miskin, dengan menampung rejeki dari orang-orang dermawan dari hamba Allah yang menyisihkan sebagian rejekinya untuk sesama.

Alhamdulillah MASK saat ini juga sudah menjadi salah satu markas untuk menyalurkan bantuan tersebut, pungkasnya.
BKPRMI juga hadir yang pertama dalam memberikan bantuan kemanusiaan di tengah musibah banjir Sungai Deli di Medan beberapa waktu lalu, gempa Lombok, gempa Palu, dll.
Pada kesempatan ini hadir pula secara virtual Wakil ketua MPR RI Dr. (H.C.) H. Zulkifli Hasan, S.E. M.M.
Ia menyampaikan, pentingnya implementasi empat pilar dalam kehidupan sehari-hari. Menurutnya, Pancasila, UUD 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dan Bhineka Tunggal Ika menjadi kunci pedoman dalam membangun karakter bangsa.
Tetapi, untuk mencapai hal tersebut, sosialisasi harus dilakukan secara rutin dan berkelanjutan. Dengan begitu, kita tidak akan mudah terpengaruh oleh hal-hal buruk, seperti terorisme dan radikalisme.
Membangun karakter bangsa itu tidak ada habisnya, pembangunan karakter akan terus berlanjut sepanjang zaman. Oleh sebab itu, pendekatan yang berbeda diperlukan untuk menghadapi perubahan.
Post comments (0)